The habbit : Doomscrolling

It’s Saturday and we will have time to get a little bit resting. Karena sabtu datang, maka kita semua akan bertemu kembali dengan Sit Along, Take Your Day! Selamat malam, bagaimana satu minggu terakhir kalian?

Semua orang pasti sudah sering mendengar “dunia berada dalam genggamanmu”, kan? Yup, di sinilah generasi kita berada saat ini. Berada di dalam sebuah lingkaran yang dinamakan dunia digital. Berlagak seakan mengetahui semua peristiwa yang terjadi. Berlagak seakan tidak ada lagi rahasia diantara kita. Berlagak seakan kau tau segalanya.

Jangan berbohong! Siapapun yang sedang membaca artikel ini pasti baru kembali dari perjalanannya menjelajah di dunia maya. Baik melalui browser maupun media sosial. Melatih otot jari dengan menscroll laman media sosialmu. Tidak apa, hampir setiap manusia di muka bumi ini melakukannya.

Namun, malam ini, rasanya agak disayangkan jika setiap hari harus berselancar di media sosial hanya untuk menyia-nyiakan sisa hidupmu. Ayolah, belum tentu besok masih bernafas, kan? Jadi, mengapa tidak sejenak saja malam ini kita niatkan untuk mengubah kebiasan tersebut. Hanya sejenak.

Doomscrolling. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kebiasaan menggulir atau menscroll beranda media sosial ataupun berita tanpa akhir. Beranda yang berisikan doom and gloom stuff yang pada akhirnya akan mengikis kesehatan mentalmu. Terlebih lagi anjuran untuk work from home ataupun study from home ini membuatmu memiliki begitu banyak waktu untuk berkunjung di media sosial.

Sebagian dari kalian mungkin menyadari betapa berbahayanya doomscrolling ini. Mungkin, pada awalnya, niat hati hanya ingin berselancar di beranda selama lima menit. Lima menit awal yang berjalan sangat lancar dengan berbagai hal yang muncul di beranda ataupun laman pencarian, lima menit kedua yang mulai membimbingmu untuk terus menggulir layar ponsel, lima menit ketiga ketika kamu menemukan akun yang berisikan hal favoritmu, lima menit keempat sedikit mengingatkanmu bahwa masih ada pekerjaan yang menunggu, lima menit kelima yang pada akhirnya menghanyutkanmu untuk terus berselancar, sampai pada lima menit yang sudah tidak dapat lagi dihitung.

Pada akhirnya, apa yang kamu dapatkan? Membuang waktu dan berujung pada penyesalan. Menyesal karena ada pekerjaan yang seharusnya segera diselesaikan. Menyesal ketika tersadar ada deadline yang semakin menipis. Menyesal karena tersadar bahwa berselancar di media sosial tidak membantumu sama sekali!

Belum lagi hal-hal yang akan membuat dirimu yang sudah insecure menjadi lebih insecure lagi. Kita semua manusia yang tidak sempurna dan selalu menuntut untuk menjadi sempurna. Ah, setidaknya mencoba menjadi sempurna. Sedangkan media sosial adalah tempat dimana kesempurnaan itu hal yang mutlak. Kamu yang yang memiliki begitu banyak kekurangan hanya akan menjadi lalat diantara semua itu. Makin jatuh, kan? Oleh karena itu, berhenti doomscrolling!

Begitu salahkah melakukan doomscrolling? Tentu, tapi tidak semua. Akan sangat baik jika kamu bisa menggulir laman sosial mediamu dan menemukan informasi yang berguna bagi dirimu. Namun, ingat semakin banyak waktu yang kamu habiskan untuk berselancar semakin berbahaya bagi dirimu, karena pikiranmu akan terus menggiringmu untuk mencari informasi lain yang pada akhirnya mempertemukanmu pada informasi yang bahkan tidak layak untuk dibaca.

Tidak salah jika kamu memiliki waktu luang lebih dan ingin hanyut dengan sosial mediamu. Tapi ingat masih banyak hal yang bisa kamu lakukan selain doomscrolling yang tidak bermanfaaat. Jika kamu berpikiran sama dengan penulis, mari sama-sama belajar untuk menghilangkan kebiasaan yang tidak bermanfaat ini. Kita coba secara bertahap. Yang penting, pasang niat terlebih dahulu.

Tips pertama yaitu mengatur timer untuk setiap pemakaian sosial mediamu. Mungkin yang biasanya berselancar hampir setiap saat, bisa dimulai dengan mengatur timer untuk satu atau dua jam saja. Awalnya akan terasa sulit, tapi ketika timermu sudah berdering cobalah untuk mengingat niat awalmu dan keluarlah dari dunia maya itu.

Hal kedua yang bisa kamu coba yaitu menetapkan jam bermain ponsel. Makan sambil menonton Youtube, menunggu bus sambil scroll Instagram, hangout dengan teman sambil bermain Twitter, menunggu dosen masuk kelas sambil menonton Tiktok. Sungguh, tidak ada waktu tanpa ponsel, kan? Sekarang, tetapkan waktu yang tepat untuk membuka ponselmu. Mungkin akan banyak godaan setan yang memintamu bermain ponsel saat senggang, tapi cobalah tahan. Cobalah isi dengan mengobrol bersama teman, atau jika ingin lebih elegan kamu bisa mengisinya dengan membaca buku.

Tips ketiga yaitu stay on focus. Tetaplah sadar ketika kamu sedang menggunakan ponselmu. Ketika kamu sedang bersemangat mencari sesuatu yang kamu butuhkan melalui ponsel, sadarkan dirimu untuk tetap pada tujuan awal kamu membuka ponsel. Usahakan untuk tidak tertarik membuka aplikasi lain yang akan menggagalkan tujuan awalmu, oke?

Tips terakhir dari penulis yaitu positive emotion. Dari pada fokus dengan doom and gloom kenapa tidak mengatur pencarianmu pada hal yang baik. Seperti mencari hal-hal lucu yang bisa kamu sebarkan pada teman. Yang pada akhirnya akan membuatmu lebih banyak berkomunikasi dan tidak hanya hanyut dalam duniamu sendiri.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kebiasaan doomscrolling. Yang terpenting adalah niat dan konsisten dalam menghindarkan diri dari hal yang tidak bermanfaat. Saat kamu terhanyut dalam doomscrolling media sosialmu, tanpa sadar duniamu runtuh karena telah membuang begitu banyak waktu dan kesempatan untuk hal lain.

Sampai jumpa minggu depan! Stop doomscrolling, start smartscrolling!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

All about Mood Seri #2

Talk about Book: Love Is...

Quotes of The Day