Kamukah Pendengar yang Baik itu?

Salah satu cara untuk menyampaikan apa yang dirasa oleh seseorang biasanya dengan bercerita. Adapun istilah keren dan familier di kalangan anak muda mengenai bercerita yaitu ‘curhat’ atau curahan hati. Kegiatan mencurahkan perasaan ini biasanya ditujukan kepada orang yang dirasa dekat dengan diri sendiri. Cerita yang biasa disampaikan ketika curhat terkadang mengenai permasalahan di sekolah, asmara, finansial bahkan sampai permasalahan yang dianggap berat dan rahasia. Komunikasi ketika curhat berlangsung dua arah, di mana ada pihak yang bercerita dan ada pihak yang mendengarkan dan menanggapi. Terkadang kita harus selalu siap dan bisa memegang posisi sebagai pihak yang bercerita atau pihak yang mendengarkan, karena kita akan mengalami posisi tersebut sewaktu-waktu. Adakah di antara kalian yang selalu menjadi pihak yang bercerita? Adakah di antara kalian yang selalu menjadi pihak yang mendengarkan? Ayo mengaku hehehe.

Pict from Femina.co.id

Namun pernahkah ketika kalian ingin sekali bercerita tapi tidak ada orang yang bersedia mendengarnya? Atau pernahkah ketika sudah ada orang yang bersedia mendengarkan, orang tersebut malah acuh tak acuh dan terlihat enggan ketika mendengarkan cerita? Bila pernah, maka rasanya pasti sedih dan kecewa sekali. Sepertinya kejadian seperti itu lumrah dalam kehidupan sehari-hari. Dapat terbayang asumsi yang dibangun orang saat telah bercerita, perasaan lega yang akan didapatinya malah runtuh begitu saja karena telah diacuhkan. Mungkin beberapa orang juga akan kesal kepada orang yang bersikap demikian dan tidak akan mempercayakan apapun kepada orang tersebut.  

Sebenarnya, tak baik bila kita sebagai pihak pendengar bersikap acuh. Bila memang belum siap untuk mendengarkan lebih baik beri pengertian kepada orang yang hendak bercerita kepada kita. Beri tahukan alasannya dan katakan akan bersedia untuk mendengar curahannya di waktu yang tepat. Adapun hal lain yang bisa membantu kita supaya lebih berempati terhadap orang yang bercerita yaitu dengan mencoba menempatkan diri sebagai orang tersebut. Bayangkan bila kita memiliki banyak hal yang ingin disampaikan tapi tidak ada yang ingin mendengarnya dan bila pun ada cerita kita malah diacuhkan. Terbayang juga rasa sakitnya kan? Maka dari itu hargai perasaan orang yang hendak bercerita dengan cara kita ikut berempati, menghargai ceritanya walau kita anggap itu sepele dan berusahalah untuk bersungguh-sungguh dalam menanggapi ceritanya.

Berbicara menjadi pendengar yang baik, ada banyak manfaat bila kita bisa menempatkan diri menjadi pendengar yang baik bagi orang yang membutuhkan. Manfaat tersebut seperti orang akan menganggap kita sebagai pribadi yang dapat dipercaya, kita menjadi lebih dewasa karena melihat setiap cerita dari sudut pandang yang berbeda serta meningkatkan jiwa sosial dan lebih peka terhadap sesama. Menjadi pendengar yang baik bukan berarti kita harus senantiasa bisa memberi solusi kepada mereka yang bercerita. Pendengar yang baik bisa menempatkan diri, ketika orang yang bercerita meminta sebuah solusi maka ia akan memberi solusi dan begitu pun sebaliknya bila orang yang bercerita hanya ingin didengarkan maka ia akan mendengarkan dengan saksama. Sebagai pendengar yang baik, tentu mereka harus berpikir netral dan tidak terpengaruhi oleh emosi orang yang bercerita supaya tanggapan mereka bisa bersifat menengahi bukan malah merusak keadaan. Tentunya bila semua orang bisa menjadi pendengar yang baik, maka kehidupan kita akan diliputi kedamaian.

Sumber tertera

Jadi sobat up to you, kamukah sosok pendengar yang baik itu? Ayo share pengalaman kalian saat menjadi pihak yang mendengarkan dan butuh didengarkan! Kami tunggu cerita kalian di kolom komentar ya!

Sehat selalu dan salam sejahtera untuk kalian semua. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

By Admin Up


Komentar

Postingan populer dari blog ini

All about Mood Seri #2

Talk about Book: Love Is...

Quotes of The Day